Moskow: Untuk menunjukkan keterlibatan aktif dalam rangkaian kegiatan Eurasian Economic Forum (EEF), Delegasi Republik Indonesia (Delri) turut menghadiri gelaran EEF 2023. Gelaran itu antara lain dalam berbagai dialog bisnis dengan negara anggota Eurasian Economic Union (EAEU).
EEF merupakan adalah acara bisnis tahunan Uni Eurasia, yang terdiri dari Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Belarus, dan Armenia, serta diadakan secara bergantian di negara anggota EAEU. EEF ke-2 di 2023 berlangsung pada 24-25 Mei 2023 dengan mengangkat tema 'Eurasian Integration in a Multipolar World'.
Eurasian Economic Forum 2023 dilaksanakan bersamaan dengan Supreme Eurasian Economic Council di mana Presiden Rusia Vladimir Putin beserta empat Kepala Negara Anggota EAEU menghadiri acara tersebut.
Delri turut menghadiri Plenary Session EEF 2023 pada 24 Mei 2023, di mana kegiatan itu juga dihadiri oleh Kepala Negara/Pemerintahan dari kelima negara anggota EAEU yaitu Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan dan Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan bahwa penyelenggaraan EEF 2023 sangat relevan karena mencakup isu-isu penting yang dihadapi negara anggota EAEU di bidang ekonomi dan perdagangan.
Rusia, tambahnya, akan aktif bekerja sama dengan asosiasi internasional utama, seperti BRICS, Organisasi Kerja Sama Shanghai, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Dewan Kerja Sama Negara-Negara Arab di Teluk, serta organisasi multilateral di Amerika Latin dan Afrika.
"EAEU juga bekerja keras untuk memperluas hubungan persahabatan dengan negara-negara di Asia, India, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, yang merupakan mayoritas populasi dunia dan akan dapat mendorong pertumbuhan global," kata Putin, dikutip dari keterangan tertulis Kemenko Perekonomian, Kamis, 1 Juni 2023.
"Rusia juga berusaha menciptakan Zona Perdagangan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ) dengan Indonesia, Uni Emirat Arab, Iran, dan Mesir," tambah Putin.
Dalam forum EAEU-Indonesia Business Dialogue, salah satu perwakilan Delri yakni Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengekspor produk ke EAEU berupa kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, beserta produk turunannya.
Selain itu, tambahnya, juga kelapa, produk ikan, buah-buahan, dan sayur-sayuran. "Untuk itu, Indonesia membuka peluang kerja sama ekonomi dan perdagangan seluas-luasnya bagi negara anggota EAEU,” tutur Musdhalifah.
Dalam forum yang sama, Staf Khusus Menko Perekonomian Bidang Penguatan Kerja Sama Ekonomi Internasional Rizal Affandi Lukman menerangkan bahwa Indonesia saat ini fokus mengembangkan pasar non tradisional bagi tujuan ekspor produk unggulan, dan Kawasan Eurasia merupakan salah satu tujuan utama di Eropa Timur.