Jakarta: Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2024, pemerintah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi pada 2024 sebesar 5,3 persen hingga 5,7 persen. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai besaran asumsi ini realistis.
"Pemerintah memandang asumsi pertumbuhan ekonomi 2024 antara 5,3-5,7 persen adalah sebuah proyeksi yang realistis," ungkap Menkeu, dalam Rapat Paripurna DPR, dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis, 1 Juni 2023.
Menkeu melanjutkan, sebagai negara dengan sistem ekonomi terbuka, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh dinamika dan prospek ekonomi global maupun faktor-faktor domestik. Prospek pertumbuhan dari sisi global untuk 2024 diperkirakan membaik dibandingkan dengan tahun ini yang dianggap sebagai tahun yang paling lemah.
"Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan mengalami akselerasi. Dilihat dari volume perdagangan dunia diperkirakan juga lebih baik atau pulih, meningkat dari 2,4 persen di 2023 menjadi tumbuh 3,5 persen di 2024," jelas Menkeu.
Selain itu, tambahnya, pertumbuhan ekonomi didukung produk hilirisasi yang terus diperkuat untuk menopang daya saing produk ekspor Indonesia. Dari sisi domestik, aktivitas konsumsi dari sisi agregat demand juga diperkirakan menguat di 2024.
Di samping itu, penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada 2024 dan percepatan pelaksanaan agenda reformasi struktural turut diperkirakan mendorong aktivitas perekonomian. Namun demikian, menanggapi pandangan fraksi terhadap besaran asumsi pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah sepakat tentang pentingnya peningkatan kewaspadaan gejolak global.
"Oleh karena itu, kita akan terus melakukan antisipasi dari berbagai tantangan lain baik dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Masalah perubahan iklim dan perkembangan teknologi informasi dan digital yang cepat, serta ancaman pandemi juga masih menjadi risiko yang harus kita perhitungkan," pungkas Menkeu.