Gugatan sistem pemilu belum juga diputuskan Mahkamah Konstitusi (MK). Rumor sistem pemilu menjadi proporsional tertutup kian beredar. Pakar hukum tata negara, Feri Amsari, menyebut sistem pemilu tertutup bakal merusak strategi partai dalam menghadapi Pemilu 2024.
"Segala persiapan partai untuk menghadapi pemilu dengan sistem proporsional terbuka akan berantakan. Tentu ini bisa menimbulkan kekacauan secara kepartaian," kata Feri di Metro Siang, Selasa (30/5/2023).
Sistem proporsional tertutup juga akan membingungkan pemilih. Pasalnya, masyarakat terbiasa dengan sistem pemilu terbuka.
"Tentu akan membingungkan masyarakat (karena) kita biasa memilih kader partai sekarang hanya akan coblos partai seperti orde baru," tuturnya.
Feri menilai kekacauan politik akibat sistem pemilu tertutup dapat membuat beberapa kader partai mengundurkan diri. "Bahkan karena tidak nyaman dengan pilihan sistem yang mendadak diubah ini, beberapa kader partai mungkin akan mengundurkan diri," jelas Feri.
Pengubahan sistem pemilu menjadi tertutup menurut Feri tidak ada keharusannya sama sekali. Keinginan pengubahan sistem pemilu hanya oleh satu partai sehingga kehendak politik satu partai itu tak bisa dikabulkan. Apalagi pengubahan sistem pemilu menjadi tertutup bertentangan dengan UUD dan putusan MK.
"Di Undang-Undang Dasar Pasal 22 E ayat 2 itu jelas ya dinyatakan bahwa pemilihan umum itu untuk memilih anggota partai politik. Jadi ya yang mau dicoblos anggotanya," jelasnya.
