Ilustrasi. FOTO: AFP
New York: Harga minyak mentah berjangka terus turun pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), di tengah kekhawatiran atas permintaan minyak. Data ekonomi makro dan pasar tenaga kerja yang lebih lemah membebani sentimen investor meskipun permintaan minyak mengalami penurunan musiman di musim panas.
Mengutip Xinhua, Kamis, 1 Juni 2023, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun USD1,37 atau 1,97 persen menjadi USD68,09 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli turun 88 sen atau 1,20 persen menjadi USD72,66 per barel di London ICE Futures Exchange.
Indeks manajer pembelian Chicago yang mengukur kinerja sektor manufaktur dan non-manufaktur di wilayah Chicago turun menjadi 40,4 di Mei, lebih rendah dari 48,6 di April dan 47 dari perkiraan konsensus, menurut data yang dikeluarkan oleh Institute for Supply Management.
Potensi dampak dari bencana plafon utang AS dan meningkatnya peluang kenaikan Federal Reserve lainnya pada Juni membebani minyak, menurut analis perusahaan riset keuangan AS Sevens Report Research.
Permintaan minyak harian rata-rata dunia kemungkinan mendekati 102 juta barel pada Juni. Sementara produksi minyak harian global akan turun kembali menjadi 100 juta barel pada kuartal kedua 2023 dari sekitar 101 juta barel pada kuartal pertama.
Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat berakhir lebih rendah pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Pelemahan terjadi karena investor menunggu pemungutan suara Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS mengenai kesepakatan plafon utang untuk mencegah potensi gagal bayar.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 134,51 poin atau 0,41 persen menjadi 32.908,27. Indeks S&P 500 turun 25,69 poin atau 0,61 persen menjadi 4.179,83. Indeks Komposit Nasdaq merosot 82,14 poin atau 0,63 persen menjadi 12.935,28.
Sebanyak tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir merah, dengan sektor energi dan industri memimpin pelemahan dengan penurunan masing-masing 1,88 persen dan 1,4 persen. Sementara itu, sektor utilitas dan kesehatan memimpin penguatan dengan naik masing-masing 0,96 persen dan 0,85 persen.