NEWSTICKER

Dampak Perubahan Iklim Relatif Lamban, Namun Bisa Meledak Suatu Saat

VOA Affiliates Conference 2023 bertajuk Covering Climate and Beyond: Making the Climate Connection di Hotel Atria, Tangerang, Senin, 29 Mei 2023. (Willy Haryono)

Dampak Perubahan Iklim Relatif Lamban, Namun Bisa Meledak Suatu Saat

Willy Haryono • 29 May 2023 16:08

Tangerang: Perubahan iklim menjadi isu yang sudah semakin sering diangkat di berbagai forum di banyak negara, termasuk Indonesia. Isu ini dianggap penting karena memiliki dampak luas yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Kendati begitu, masih ada begitu banyak orang di seluruh dunia yang menganggap isu perubahan iklim sebagai sesuatu yang tidak terlalu penting. Mengapa hal ini bisa terjadi?

"Karena dampak perubahan iklim itu relatif pelan, tidak dramatis, tapi suatu saat bisa meledak," kata Direktur Eksekutif Yayasan Indonesia Cerah Adhityani Putri dalam acara VOA Affiliates Conference 2023 bertajuk Covering Climate and Beyond: Making the Climate Connection di Hotel Atria, Tangerang, Senin, 29 Mei 2023.

Mengenai isu iklim, lanjut Adithyani atau akrab disapa Dithri, pemberitaan di Indonesia masih didominasi berita seputar banjir dan longsor. Sementara berita mengenai kekeringan dan gagal panen, yang dikaitkan dengan manifestasi perubahan iklim, jarang hadir di media.

Menurut Dithri, hal ini terjadi karena awak media kesulitan mencari hubungan sebab akibat atau kausalitas antara kekeringan dan gagal panen dengan perubahan iklim.

"Tapi suatu saat bisa saja meledak. Mungkin akan ada banyak daerah yang gagal panen secara serentak, akumulasi dari beberapa tahun," tutur Dithri.

Ia menambahkan, dampak paling mendesak dari perubahan iklim, baik dari kacamata publik atau media, adalah bencana hidrometrologi besar yang intensitas dan frekuensinya meningkat.

"Bencana-bencana seperti badai pasti akan lebih sering terjadi, dan tidak hanya akan jadi peristiwa tahunan. Di BMKG ada istilah insiden cuaca ekstrem, yang jumlahnya terus naik setiap tahun. Itu dampak yang sangat terasa di Indonesia," sebut Dithri.

Tidak hanya di bidang kebencanaan, perubahan iklim juga dapat berdampak pada sektor ekonomi. Mengutip keterangan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) Indonesia diproyeksikan menyusut sebesar 3-4 persen di tahun 2050 jika perubahan iklim tidak ditangani dengan baik.

Mengenai hal ini, Dithri mengatakan seluruh dunia termasuk Indonesia sudah mulai melek mengenai isu perubahan iklim. Sudah ada tekanan dan dorong untuk menyusun ulang perekonomian negara menjadi perekonomian hijau atau biru.

"Penanganan isu ini sebaiknya bukan hanya bagaimana mengatasi perubahan iklim di masa mendatang, tapi bagaimana mencegahnya," pungkas Dithri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Willy Haryono)