Ilustrasi. FOTO: AFP
New York: Kurs dolar Amerika Serikat (USD) menguat pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), karena data lowongan pekerjaan AS memberikan optimisme baru. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,16 persen menjadi 104,3344 pada akhir perdagangan.
Mengutip Xinhua, Kamis, 1 Juni 2023, pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,0673 dibandingkan dengan USD1,0719 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi USD1,2417 dibandingkan dengan USD1,2392 pada sesi sebelumnya.
Dolar AS dibeli 139,3160 yen Jepang, lebih rendah dari 139,8380 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9115 franc Swiss dari 0,9062 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3576 dolar Kanada dari 1,3602 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,8701 Krona Swedia dari 10,8802 Krona Swedia.
Data yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) AS menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan di Amerika Serikat mencapai 10,1 juta pada April, melampaui ekspektasi pasar sebesar 9,375 juta dan juga lebih tinggi dari angka revisi dari periode sebelumnya sebesar 9,745 juta.
Laporan BLS mengungkapkan penurunan jumlah orang yang berhenti dari pekerjaan mereka sebesar 286 ribu menjadi 5,7 juta pada April, sementara jumlah karyawan tetap relatif tidak berubah di 6,1 juta.
Karena ketatnya pasar tenaga kerja telah menjadi salah satu alasan yang dikutip oleh beberapa pejabat Federal Reserve untuk mengadvokasi kenaikan suku bunga lebih lanjut, data lowongan pekerjaan memberikan optimisme baru untuk indeks dolar AS.
Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland Loretta Mester tidak melihat alasan kuat untuk menghentikan kenaikan suku bunga di tengah tekanan inflasi yang keras kepala. Namun, dolar AS mempersempit kenaikannya setelah komentar dovish dari Gubernur Federal Reserve Philip Jefferson dan Presiden Federal Reserve Bank of Philadelphia Patrick Harker.
Selain itu, meredanya inflasi di Jerman menyebabkan melemahnya euro. Data awal dari Kantor Statistik Federal Jerman menunjukkan bahwa indeks harga konsumen -ukuran dari apa yang konsumen bayar untuk barang dan jasa- naik 6,1 persen tahun ke tahun di Mei diukur dengan standar nasional dibandingkan dengan kenaikan 7,2 persen di April.