Ilustrasi Program Kartu Prakerja. Foto: Setkab.
Jakarta: Peserta Program Kartu Prakerja yang berasal dari kelompok perempuan dan kelompok anak muda meningkat signifikan pada periode program di 2023.
Persentase kepesertaan perempuan naik menjadi 55 persen dari seluruh peserta dibanding pada periode 2020 sampai 2022 ketika Kartu Prakerja menjalankan fungsi bantuan sosial.
Sementara untuk perbandingan periode yang sama, kelompok umur 18-25 tahun naik 30 persen.
"Ini menunjukkan Prakerja selalu hadir untuk semua angkatan kerja yang mau mengembangkan diri, bekerja maupun tidak bekerja, termasuk perempuan. Hal menggembirakan lain, anak-anak muda Indonesia semakin tinggi minatnya untuk meningkatkan kemampuan melalui pelatihan," kata Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 2 Juni 2023.
Ia menjelaskan, kenaikan persentase kepesertaan tersebut merupakan data untuk periode pelaksanaan program yang dimulai sejak Februari hingga Mei 2023.
Pada periode itu, total jumlah peserta mencapai lebih dari 390 ribu yang merupakan peserta Gelombang 48 sampai Gelombang 53. Para peserta itu berasal dari 488 kabupaten/kota, dari total 514 kabupaten/kota yang ada di seluruh Indonesia.
Data yang sama juga menunjukkan peningkatan persentase peserta yang berasal dari desa. Pada 2023 ini, jumlah kepesertaan yang tinggal di desa meningkat signifikan dibanding periode sebelumnya.
Sementara itu, pada periode 2020-2022 persentase peserta yang berasal dari desa adalah 64 persen. Sedangkan untuk periode 2023, peserta yang berasal dari desa ada sebesar 70 persen.
Denni menegaskan kenaikan persentase peserta yang berasal dari desa ini sesuai dengan sifat dan tujuan Program Kartu Prakerja yang inklusif.
"Pelatihan Prakerja terbukti menjangkau banyak warga Indonesia yang berada di desa. Didukung juga oleh kepesertaan perempuan yang meningkat menunjukkan Prakerja memang inklusif menjangkau berbagai lapisan dan golongan," jelas Denni.
Catatan positif lainnya ia menambahkan, kepesertaan Prakerja pada 2023 ini menyasar kelompok masyarakat yang benar-benar ingin meningkatkan kemampuan atau keahlian.
Pada periode 2020-2023 sebanyak 84 persen peserta ikut Prakerja karena ingin meningkatkan keterampilan. Angka itu meningkat pada 2023 menjadi 91 persen.
Peserta pun semakin cermat membandingkan pelatihan yang akan diambil dengan pelatihan di situs pembelajaran lain. Jumlah peserta yang melakukan perbandingan ini meningkat dari tahun sebelumnya yakni dari 55 persen menjadi 66 persen.
Peserta yang membaca silabus atau deskripsi pelatihan juga meningkat dari 70 persen menjadi 80 persen. Termasuk juga angka peserta yang membandingkan pelatihan yang tersedia dengan pelatihan sejenis di platform lain, angkanya meningkat dari 59 persen menjadi 70 persen.
Hal ini menunjukkan program pemberian beasiswa pelatihan oleh pemerintah ini semakin tepat sasaran untuk mendorong budaya belajar sepanjang hayat.