- POLISI TEMUKAN 36 KILOGRAM KOKAIN TERDAMPAR DI PANTAI TUNJUK KEPRI
- JAKARTA DAN BANDUNG SIAP JADI TEMPAT KONFERENSI ANAK MUDA NEGARA G20
- POLDA KEPRI GAGALKAN PENGIRIMAN 42 PEKERJA MIGRAN ILEGAL KE MALAYSIA
- MENKEU PASTIKAN SUNTIK MODAL GARUDA INDONESIA RP 7,5 TRILIUN TAHUN INI
- KOTA NEW YORK SAHKAN UU LARANG WARGA BAWA SENJATA DI RUANG PUBLIK
- AS UMUMKAN PAKET BANTUAN SENJATA UNTUK UKRAINA SENILAI RP12,2 TRILIUN
- INDONESIA DAN RUSIA KERJA SAMA DALAM PROYEK KILANG MINYAK DI JAWA TIMUR
- 2.500 CALON HAJI INDONESIA BERENCANA LAKSANAKAN TARWIYAH PADA 8 ZULHIJJAH
- SATGAS PMK KELUARKAN SURAT EDARAN SOAL PROTOKOL KESEHATAN PMK TERNAK
- SATGAS COVID-19: VAKSIN BOOSTER AKAN JADI SYARAT MASUK FASILITAS PUBLIK
Joe Biden Tepis Kekhawatiran Resesi di Amerika Serikat
Metro Siang • 10 days ago • joe bidenBanyak analis hingga warga biasa Amerika Serikat mencemaskan terjadinya resesi dengan laju invansi yang terus menggila terutama meroketnya harga bensin sejak serangan Rusia ke Ukraina. Tetapi Presiden AS Joe Biden menepis kekhawatiran tersebut dengan pertimbangan sejumlah data makro.
Joe Biden merespons bebagai pertanyaan termasuk persoalan tentang kekhawatiran terjadinya resesi ekonomi. Presiden Biden menyatakan resesi bukan tidak terhindarkan. Inflasi yang belum terkendali sehingga direspons dengan kenaikan suku bunga acuan secara drastis dan berbagai indikator lainnya menguatkan ancaman resesi menurut analis.
Survei baru oleh majalah The Economist bersama dengan Yougov menyatakan bahwa separuh lebih warga Amerika Serikat menilai bahwa Amerika Serikat telah memasuki resesi. Sejauh ini sektor-sektor yang lebih terhimpit inflasi cenderung terkait penjualan barang seperti ritel dan restoran sementara sektor yang menawarkan pengalaman eksperiensial seperti penerbangan dan bioskop cederung tetap bergairah.